Hai teman-temin, terjemahan ODL bab 6 telah hadir.....selamat membaca, semoga bermanfaat.
Manajemen Pengetahuan dalam Organisasi Pembelajaran
THOMAS STEWART, dalam Intellectual Capital: The New Wealth of Oganizations (1997, p. ix),
menuliskan, “Sederhananya, pengetahuan
menjadi lebih penting bagi organisasi daripada sumber daya keuangan, posisi
pasar, teknologi, atau aset perusahaan lainnya.” Dalam dunia kerja hari
ini, pengetahuan dilihat sebagai sumber daya utama dalam kinerja di organisasi.
Tradisi organisasi, budaya, teknologi, operasi, sistem, dan prosedur semuanya
itu didasarkan pada pengetahuan dan keahlian.
Perusahaan-perusahaan memerlukan
pengetahuan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengembangkan produk dan pelayanannya, yang selanjutnya memberikan keuntungan
bagi klien dan konsumennya. Produk dan pelayanan yang baik harus dibarengin
dengan perubahan terhadap sistem, struktur, dan cara-cara berkomunikasi dalam
memecahkan permasalahan (Davenport and Prusak, 1998). Pengetahuan merupakan makanan
bagi organisasi pembelajaran; pengetahuan merupakan nutrisi yang memberikan
kemampuan bagi organisasi untuk tumbuh. Individu-individu dalam organisasi bisa
saja datang dan pergi, tetapi jika pengetahuan yang bermanfaat hilang, maka
perusahaan akan menemui kematiannya.
Penggunaan teknologi oleh
organisasi untuk mengelola pengetahuan telah hadir dengan cepat sebagai pembeda
yang paling penting antara kesuksesan dan kegagalan di dalam dunia ekonomi
global yang sangat kompetitif. Nonaka dan Takeuchi (1995) menyebutkan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menciptakan, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan
merupakan perihal yang sangat penting untuk tetap di depan dalam persaingan
kualitas, kecepatan, inovasi, dan harga. Hanya dengan pengembangan dan pelaksanaan
sistem dan mekanisme perakitan, pengepakan, promosi, dan distribusi buah dari
pemikiran yang akan memberikan kemampuan bagi organisasi untuk transformasi
pengetahuan ke dalam kekuatan perusahaan.
Di lain pihak, kebanyakan perusahaan
tidak mempunyai kemampuan dalam hal pengelolaan pengetahuan. Hal ini merupakan
daerah yang belum terpetakan. Pengelolaan know-how/kecakapan
bisa saja berbeda dari pengelolaan kas/uang atau bangunan, tetapi “pengelolaan
investasi intelektual suatu perusahaan perlu diperlakukan setiap jengkalnya
dengan cukup merepotkan” (Stewart, 1997). Pemerolehan kemampuan untuk mengelola
pengetahuan harus menjadi pekerjaan utama dari setiap pekerja.
Organisasi harus belajar tentang
bagaimana mengelola mekanistik pengetahuan, seperti mereka belajar tentang
bagaimana mengelola mekanistik produksi di era industri. Pada bab selanjutnya,
kita akan membahas langkah-langkah dan strategi-strategi untuk pengelolaan
pengetahuan yang hanya mungkin dilakukan melalui kegesitan penggunaan
teknologi. Untuk memahami lebih baik dan dapat menerapkan langkah-langkah ini,
bagaimanpun, kita pertama kali perlu melihat pada perbedaan cara dalam
menjelaskan pengetahuan.
Hirarki Pengetahuan
Jika tidak dan jika sampai suatu perusahaan
menentukan definisinya sendiri tentang pengetahuan dan mengidentifikasi jenis
pengetahuan yang secara organisasi bersifat penting, maka perusahaan itu tidak
akan dapat mengelola pengetahuan perusahaannya. Jelasnya, tidak semua
pengetahuan mempunyai nilai yang sama. Gambar 15 memperlihatkan suatu hirarki
atau rangkaian kesatuan pengetahuan. Pada level atas dari hirarki itu, terdapat
peningkatan pada keluasannya, kedalamannya, maknanya, konseptualisasinya, dan
nilainya. Sekarang mari kita periksa dengan seksama setiap levelnya, mulai dari
bagian bawah.
Data termasuk teks, fakta, gambar yang sudah
di-interpretasi, dan kode-kode nomor yang tidak ter-interpretasikan tanpa
kontek dan oleh karena itu tanpa makna.
Informasi merupakan data yang dijiwai dengan konteks dan
makna, yang bentuk dan isinya dapat diaplikasikan pada tugas tertentu setelah diformalkan,
diklasifikasikan, diproses, dan dibentuk.
Pengetahuan meliptui tubuhnya informasi, prinsip-prinsip, dan
pengetahuan yang secara aktif memandu penetapan tugas-tugas dan pengelolaan,
pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Pengetahuan memberikan kemampuan
kepada orang untuk menetapkan makna terhadap data dan kemudian menghasilkan
informasi. Dengan pengetahuan, orang dapat berurusan dengan cerdas dengan
berbagai sumber informasi yang ada dan kemudian mengambil tindakan.
Keahlian merupakan aplikasi pengetahuan yang pas dan efektif
untuk meraih hasil dan mengembangkan
kinerja.
Kemampuan mencakup kapasitas dan kemampuan organisasi untuk
menciptakan suatu produk, pelayanan, atau proses pada kinerja level tinggi. Hal
ini membutuhkan integrasi, koordinasi, dan kerjsama dari berbagai individu dan
tim. Kemampuan itu lebih dari kinerja saat ini; kemampuan ini merupakan keadaan
mampu untuk belajar, berinovasi, dan mencipta.
Tipe Pengetahuan
Pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi tipe:
·
“Know what”
: Mengetahui informasi yang mana yang diperlukan
·
“Know how”
: Mengetahuai bagaimana informasi harus diproses
·
“Know how”
: Mengetahui kenapa informasi tertentu diperlukan
·
“Know where”
: Mengetahui dimana mencari informasi tertentu yang bersifat khusus
·
“Know when” :
Mengetahui kapan informasi tertentu diperlukan
Wiig (1997) lebih jauh membedakan pengetahun menjadi
·
Penetapan-tujuan atau besifat idealis: Visi, “kenapa peduli” dengan pengetahuan, atau
kreativitas dari motivasi-sendiri
·
Sistematik:
Pengetahuan “Know why/Kenapa tahu” untuk memperoleh pemahaman sistem
·
Pragmatis:
Pengetahuan “Know how/bagaimana tahu” untuk memperoleh keterampilan modern
·
Otomatis atau bersifat tacit: Pengetahuan “Know
What/Tahu apa” untuk pekerjaan yang bersifat rutin
Ketika melakukan pengembangan
sistem organisasi berbasis pengetahuan atau corporate
memory/memori perusahaan, penting untuk mengenali berbagai perbedaan dan
nilai-nilai pengetahuan. Perusahaan-perusahaan yang disiapkan dengan suatu
pemahaman akan mampu mengarahkan dengan efektif kebutuhan-kebutuhan
organisasinya.
Suatu Model Sistem untuk Pengelolaan Pengetahuan
Mari kita lihat sekarang pada pendekatan sistem yang
komprehensif untuk mengelola pengetahuan perusahaan. Subsistem pengetahuan
melibatkan enam tahapan, yang meliputi transisi pengetahuan dari sumbernya
menuju penggunaannya:
·
Akuisisi
·
Penciptaan
·
Penyimpanan
·
Analisis dan
pengumpulan data/data mining
·
Transfer dan
diseminasi
·
Aplikasi dan
validasi
Subsistem pengetahuan digambarkan
dalam Figure 16.
Organisasi belajar dengan efektif
dan efisien ketika keenam proses ini berlangsung terus dan interaktif. Keenam proses
itu tidak terpisah atau bebas satu dengan lainnya: Informasi harus
didistribusikan melalui berbagai saluran, dimana tiap-tiap saluran itu dengan
waktu yang berbeda. Manajemen pengetahuan harus diarahkan secara berkelanjutan pada penyaring/filter yang bersifat persepsi
sebagaimana kagiatan proaktiv dan reaktiv. Pengelolaan pengetahuan terdapat
pada jantungnya bangunan suatu organisasi pembelajaran. Organisai pembelajaran
yang sukses secara sistematik dan teknologi akan memandu pengetahuan melalui
tiap tahapan dari keenam tahapan tadi.
Akuisisi Pengetahuan
Orang terus menerus membutuhkan suatu pengetahuan
yang volume dan keberagamannya banyak sekali dari seluruh dunia dalam rangka
melakukan kinerja terbaiknya. Organisasi membangun dasar pengetahuannya dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber internal dan eksternal.
Koleksi
Pengetahuan secara Internal
Salah satu keluhan terbesar bagi pekerja adalah
bahwa organisasi mereka tidak menyentuh porsi khusus dari pengetahuan mereka. Perusahaan-perusahaan
seringkali merasa terkejut untuk menjelajah sejumlah modal intelektual terkini
dalam otak karyawan mereka, Nonaka menyebutnya (1995) “tacit knowledge/pengetahuan tacit”.
Sumber pengetahuan tacit adalah
termasuk didalamnya keahlian tiap individu, ingatan, keyakinan, dan asumsi,
yang kesemuanya mempunyai nilai bagi organisasi. Pengetahuan seperti ini
seringkali sulit untuk dikomunikasikan atau dijelaskan tetapi dapat mempunyai
hasil keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan. Alcoa, Matsushita, dan
McKinsey & Company telah mendemonstrasikan kemampuan dan kreativitas yang
luar biasa dalam pengumpulan pengetahuan para pekerjanya.
Organisasi juga dapat mengambil
mode scan/pemindaian lingkungan
internalnya secara aktif atau pasif. Di satu sisi, mode-mode itu memungkinkan informasi
menyerap atau berhamburan melalui organisasi; dan di sisi lain, mode-mode itu
dapat melakukan pemindaian secara aktif lingkungan internalnya sendiri untuk
informasi, sebagai refleksi padanya, dan mengubahnya menjadi pengetahuan yang
bermanfaat. Satu contoh yang sangat baik dari pendekatan terakhir adalah
Perusahaan 3M/3M Corporation , yang
telah dikembangkan kemampuannya untuk memastikan informasi dari para ilmuwan
dalam organisasi itu. Melalui strukturisasi dan penguatan yang fleksibel dari
nilai berbaginya data kerja, perusahaan itu telah memberikan keuntungan dari
sekian banyak informasi, yang pada waktu selanjutnya telah diubah kedalam
pengetahuan inovativ dan produk yang diterima pasar.
No comments:
Post a Comment